Categories
  • Artikel dan Publikasi
  • Fatwa dan Hukum Islam
  • Galeri Foto dan Video
  • Kegiatan dan Program
  • Pendidikan dan Dakwah
  • Seminar Strategi Mengasuh dan Mendidik Anak di Era Digital oleh MUI Jembrana

    Dec 14 202433 Dilihat

    Seminar Strategi Mengasuh dan Mendidik Anak di Era Digital oleh MUI Jembrana

    Seminar Strategi Mengasuh dan Mendidik Anak di Era Digital oleh MUI Jembrana

    Jembrana, 24 Desember 2024 – Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Jembrana Bali menggelar seminar dengan tema “Strategi Mengasuh dan Mendidik Anak di Era Digital” yang diadakan di MIN 3 Loloan Timur. Seminar ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan solusi bagi orang tua, pendidik, serta masyarakat dalam menghadapi tantangan dalam mendidik anak-anak di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.

    Acara yang berlangsung pada tanggal 24 Desember 2024 ini dihadiri oleh berbagai tokoh masyarakat, termasuk perwakilan dari Fatayat NU, Aisyiyah Muhammadiyah, guru, pemuda, serta komunitas masyarakat lainnya. Seminar ini menghadirkan dua pembicara utama yang berkompeten di bidangnya, yaitu Ibu Rita Wati, S.Kom, M.Kom, dan Bapak H. Patahul Bahri, S.Ag, M.PdI, yang membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka mengenai bagaimana orang tua dan pendidik bisa mengarahkan anak-anak mereka di era digital.

    Pentingnya Pendidikan Agama dan Digitalisasi dalam Pengasuhan Anak

    Dalam sambutan pembukaannya, Ketua MUI Jembrana, KH. Tafsil, LC, M.PdI, menekankan bahwa peran orang tua sangat penting dalam mengasuh dan mendidik anak di era digital. “Di zaman global ini, orang tua dituntut untuk lebih peka dalam menyikapi perkembangan teknologi dan tantangan yang muncul. Mendidik anak di era digital memerlukan pendekatan yang lebih modern namun tetap berlandaskan agama,” jelasnya. KH. Tafsil juga menekankan pentingnya mengajarkan anak untuk bijak dalam menggunakan teknologi, dengan mencontohkan kebijakan pondok pesantren yang melarang penggunaan HP, sebuah langkah yang dapat diadaptasi oleh sekolah-sekolah untuk menjaga fokus belajar dan moral anak.

    Pembicara 1: Ibu Rita Wati, S.Kom, M.Kom

    Dalam seminar bertema “Strategi Mengasuh dan Mendidik Anak di Era Digital”, Ibu Rita Wati, S.Kom, M.Kom menekankan peran penting orang tua dalam menghadapi tantangan mendidik anak-anak di tengah pesatnya perkembangan teknologi. Ibu Rita menjelaskan bahwa dalam era digital yang serba terhubung ini, orang tua tidak bisa lagi menghindari atau menutup mata terhadap perkembangan dunia digital yang sangat mempengaruhi anak-anak. Sebaliknya, orang tua harus terlibat secara aktif dalam dunia digital anak-anak untuk membimbing mereka.

    Keterlibatan Orang Tua dalam Dunia Digital
    Ibu Rita menyarankan agar orang tua menjadi bagian dari dunia digital anak-anak mereka, dengan cara menjadi pengikut atau teman anak di media sosial seperti Instagram, TikTok, dan platform lainnya. Hal ini memungkinkan orang tua untuk lebih mudah memantau aktivitas anak, mengetahui siapa yang mereka ikuti, jenis konten yang mereka konsumsi, dan bagaimana mereka berinteraksi di dunia maya. Dengan cara ini, orang tua dapat memberikan arahan dan pengawasan yang lebih baik terkait penggunaan media sosial anak-anak, sekaligus memperkenalkan mereka pada penggunaan teknologi yang positif.

    Namun, keterlibatan ini tidak hanya sebatas pengawasan, tetapi juga tentang memberi contoh yang baik. Orang tua perlu menunjukkan cara menggunakan teknologi secara bijak, misalnya dengan mengajarkan anak-anak untuk mengikuti akun-akun yang mendidik, menggunakan media sosial untuk tujuan belajar, atau berbagi hal-hal positif. Ibu Rita menegaskan bahwa mendidik anak di era digital memerlukan keseimbangan antara memberikan akses terhadap teknologi dan tetap menjaga nilai-nilai moral dan agama.

    Mengajarkan Anak Sesuai Zaman Mereka
    Ibu Rita mengutip Surah Ali Imran ayat 159, yang mengajarkan bahwa cara mendidik anak harus disesuaikan dengan zaman mereka, bukan zaman orang tua. Ayat ini mengingatkan bahwa setiap generasi hidup di dunia yang berbeda, dengan tantangan dan peluang yang berbeda pula. Oleh karena itu, orang tua harus memanfaatkan pendekatan yang relevan dengan perkembangan zaman, termasuk teknologi digital yang semakin maju. Pendidikan agama dan moral tetap menjadi landasan utama, namun menggunakan teknologi sebagai sarana untuk mendidik anak di era digital juga sangat penting.

    Hadis dari Ali bin Abi Thalib
    Ibu Rita juga mengutip hadis dari Ali bin Abi Thalib, yang mengatakan, “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zamannya, bukan pada zamamu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.”
    Hadis ini mengingatkan orang tua untuk tidak terjebak dalam cara-cara mendidik yang usang atau tidak relevan dengan kondisi zaman yang terus berubah. Setiap generasi memiliki tantangan dan perkembangan yang berbeda, sehingga cara mendidik anak-anak harus disesuaikan dengan perkembangan zaman mereka, terutama di dunia digital yang kini menjadi bagian besar dari kehidupan mereka.

    Pentingnya Pendidikan yang Berimbang
    Ibu Rita juga menekankan bahwa pendidikan agama yang kuat tetap menjadi landasan yang kokoh untuk membimbing anak-anak dalam menghadapi segala tantangan zaman. Dengan fondasi agama yang baik, anak-anak akan mampu menggunakan teknologi dengan bijak dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, orang tua tidak hanya berperan dalam mendidik anak secara akademik atau moral, tetapi juga dalam membimbing mereka untuk menjadi generasi yang bijak dan penuh tanggung jawab di dunia digital.

    Pembicara 2: H. Patahul Bahri, S.Ag, M.Pd.I

    Pembicara kedua, H. Patahul Bahri, S.Ag, M.Pd.I, memberikan materi yang sangat bermanfaat mengenai pentingnya pendidikan agama dalam mendidik anak dengan pendekatan yang berkesinambungan, terutama di era digital saat ini. Beliau menjelaskan bahwa mendidik anak bukan hanya tentang memberi ilmu duniawi, tetapi juga tentang memperkuat pondasi agama dan moral mereka. Pendidikan agama yang kuat akan menjadi bekal penting bagi anak-anak dalam menghadapi tantangan hidup, baik di dunia nyata maupun dunia digital.

    Fase Perkembangan Anak

    H. Patahul Bahri memulai dengan menjelaskan bahwa mendidik anak harus dilakukan sesuai dengan fase perkembangan mereka. Setiap usia anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, sehingga pendekatan dalam mendidik pun harus disesuaikan.

    1. Balita (0-5 tahun): Pada usia balita, anak masih dalam tahap pembelajaran dasar dan pengenalan terhadap dunia sekitarnya. Pendidikan di usia ini lebih mengutamakan pembentukan karakter dan pengenalan nilai-nilai agama dasar, seperti salat, doa, dan perintah-perintah Allah. Orang tua diharapkan memberi contoh yang baik, seperti mengajak anak berdoa sebelum makan atau tidur, dan memperkenalkan mereka pada lingkungan yang penuh kasih sayang.
    2. Anak Usia Sekolah (6-12 tahun): Pada usia ini, anak mulai memasuki dunia pendidikan formal. Di sini, orang tua harus lebih aktif dalam memantau perkembangan akademik anak serta memperkenalkan mereka pada nilai-nilai agama yang lebih mendalam. Pembelajaran tentang Al-Qur’an dan Hadis, serta tata cara ibadah, menjadi penting untuk ditanamkan agar anak memiliki pondasi yang kuat dalam agama. Selain itu, anak-anak pada usia ini juga mulai terpapar dengan media sosial dan teknologi, sehingga orang tua perlu memberikan arahan agar anak-anak tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang ada di dunia maya.
    3. Remaja (13-18 tahun): Usia remaja adalah fase yang sangat penting dalam kehidupan seorang anak. Pada usia ini, anak-anak mulai mencari identitas diri mereka, dan pengaruh teman sebaya serta media sosial sangat besar. Pendidikan agama yang kuat akan menjadi benteng yang kokoh bagi mereka dalam menghadapi berbagai tantangan. H. Patahul Bahri menekankan pentingnya penguatan karakter dan keimanan anak selama masa remaja ini, karena mereka sangat rentan terhadap godaan-godaan duniawi. Orang tua harus tetap terlibat dalam kehidupan sosial mereka dan memberikan bimbingan agar mereka dapat memilih teman yang baik dan tidak terjerumus dalam perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
    4. Dewasa Muda (18+ tahun): Ketika anak-anak memasuki usia dewasa muda, mereka akan menghadapi tantangan hidup yang lebih kompleks, seperti memilih karir, melanjutkan pendidikan, atau membangun keluarga. Pada fase ini, pendidikan agama yang telah ditanamkan sejak dini akan memberikan landasan moral dan spiritual yang kuat. Orang tua tidak lagi berperan langsung dalam kehidupan mereka, namun tetap memberikan dukungan dan nasihat yang bijak berdasarkan ajaran agama, agar anak tetap istiqomah dan tidak terjebak dalam kesulitan hidup yang bisa menurunkan kualitas iman.

    Pendidikan Agama sebagai Bekal Utama

    Menurut H. Patahul Bahri, pendidikan agama harus menjadi bekal utama dalam mendidik anak, apalagi di tengah derasnya arus informasi dan pengaruh dunia digital. Beliau mengutip Surah Ali Imran ayat 159, yang mengajarkan tentang pentingnya sifat lembut, sabar, dan kasih sayang dalam mengasuh anak. Orang tua harus mampu mengelola emosi dan sikap mereka agar anak merasa aman dan nyaman dalam mendapatkan pendidikan agama.

    Selain itu, H. Patahul Bahri juga mengingatkan bahwa pendidikan agama tidak hanya dilakukan di rumah, tetapi juga di sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam kurikulum pendidikan, baik di sekolah-sekolah formal maupun non-formal. Dengan demikian, anak-anak dapat memperoleh pemahaman yang menyeluruh tentang agama, baik di lingkungan keluarga maupun di sekolah.

    Pengaruh Teknologi Terhadap Pendidikan Agama

    Di tengah kemajuan teknologi, H. Patahul Bahri menyatakan bahwa pendidikan agama tidak boleh terlepas dari perkembangan zaman. Teknologi bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk mengajarkan agama, seperti dengan memanfaatkan aplikasi pembelajaran Al-Qur’an, video ceramah, atau platform pendidikan online. Namun, teknologi juga bisa menjadi tantangan besar jika tidak dimanfaatkan dengan bijak. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu terus mendampingi anak-anak dalam menggunakan teknologi dengan cara yang positif, agar mereka dapat memperoleh manfaat yang maksimal.

    Hadis dari Ali bin Abi Thalib

    H. Patahul Bahri juga mengutip hadis dari Ali bin Abi Thalib yang sangat relevan dengan materi yang disampaikan:
    “Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zamannya, bukan pada zamamu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.”
    Hadis ini mengingatkan orang tua untuk tidak hanya mengandalkan cara-cara lama dalam mendidik anak-anak mereka. Setiap generasi memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda. Oleh karena itu, pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, termasuk penggunaan teknologi dan media sosial. Anak-anak hidup di dunia yang sangat terhubung dengan digitalisasi, sehingga orang tua perlu memperkenalkan cara yang relevan untuk mendidik mereka.

    Pentingnya Pendidikan Karakter dan Etika

    H. Patahul Bahri juga menekankan bahwa pendidikan agama harus diimbangi dengan pendidikan karakter dan etika. Di era digital ini, banyak anak-anak yang terpapar pada konten yang kurang baik atau tidak sesuai dengan norma agama dan sosial. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik harus lebih aktif dalam mendidik anak-anak agar mereka tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, penuh kasih sayang, disiplin, dan bertanggung jawab.

    Dengan pendekatan yang tepat dan pembinaan yang berkelanjutan, anak-anak diharapkan dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas dalam menghadapi tantangan dunia, tetapi juga memiliki keimanan yang kokoh dan nilai-nilai agama yang selalu dijadikan pedoman dalam setiap langkah hidup mereka.

    Melalui pembicara kedua ini, peserta seminar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pendidikan agama dalam mendidik anak-anak, serta cara-cara praktis yang dapat diterapkan dalam mendidik mereka di era digital.

    Share to

    Related News

    Peran Logika dan Beragama

    Dialog Tentang Logika dalam Beragama

    by Dec 24 2024

    Newsyess.com, Jembrana. Jembrana | Newsyess.com – Pentingnya perpaduan antara logika dan agama me...

    SEMINAR: TRANSFORMASI PENDIDIKAN DAN USAHA DENGAN AI DIGELAR DI JEMBRANA

    SEMINAR: Implikasi dan Pemanfaatan AI da...

    by Dec 14 2024

    SEMINAR: TRANSFORMASI PENDIDIKAN DAN USAHA DENGAN AI DIGELAR DI JEMBRANA Jembrana, 14 Desember 2024 ...

    Workshop Oleh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Jembrana bekerjasama dengan MUI Kabupaten Jembrana. dengan tema Peran Cendikiawan Muslim dalam mengawal dan mensosialisasikan kebijakan pemerintah

    Workshop Ikatan Cendikiawan Muslim Indon...

    by Dec 16 2023

    Workshop Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kabupaten Jembrana: Peran Cendikiawan Muslim dal...

    Diskusi Keumatan: Peran Pemuda untuk Mempersatukan Umat di MIN 3 Loloan Timur Jembrana

    Diskusi Keumatan: Peran Pemuda untuk Mem...

    by Dec 12 2023

    Diskusi Keumatan: Peran Pemuda untuk Mempersatukan Umat di MIN 3 Loloan Timur Jembrana Jembrana, Bal...

    SIMPOSIUM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN REMAJA MASA KINI DAN PENGENDALIANNYA

    SIMPOSIUM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN REMAJA...

    by Dec 28 2022

    SIMPOSIUM PROBLEMATIKA PENDIDIKAN REMAJA MASA KINI DAN PENGENDALIANNYADiselenggarakan oleh Komisi Pe...

    Silaturahmi Keumatan dan Pelatihan Jurnalistik untuk Pengembangan Dakwah

    Silaturahmi Keumatan dan Pelatihan Jurna...

    by Dec 04 2022

    Silaturahmi Keumatan dan Pelatihan Jurnalistik untuk Pengembangan Dakwah Komisi Informatika, Hukum, ...

    No comments yet.

    Please write your comment.

    Your email will not be published. Fields marked with an asterisk (*) must be filled.

    *

    *

    back to top